Site icon MKKS SMA Prov Jatim | Informasi Pendidikan Terbaik dan Terbaru di Indonesia

Inilah Pengertian Kimia Lengkap Beserta Manfaat dan Khasiatnya

Inilah Pengertian Kimia Lengkap Beserta Manfaat dan Khasiatnya

Pengertian Kimia – Kimia adalah ilmu yang mengkaji dan mempelajari materi di dunia ini, baik berupa struktur, reaksi, sifat, maupun jenis energi yang mempengaruhi perubahan tersebut. Kimia memegang peranan penting dalam kehidupan kita sehari-hari, maka tak heran jika pelajaran kimia kini banyak diminati oleh para siswa.

Konsep yang biasanya dipelajari dalam deret kimia adalah hukum kekekalan massa yang menjelaskan bahwa tidak akan ada perubahan jumlah zat dalam suatu reaksi kimia biasa. Oleh karena itu, pada artikel kali ini akan dibahas tentang pengertian kimia dan apa saja cabang-cabang ilmu kimia. Yuk, simak ulasan berikut ini!

Definisi Kimia

Kimia dari bahasa Yunani: χημεία, transliterasi: khemeia adalah ilmu yang mempelajari dan meneliti yang berkaitan dengan komposisi, sifat-sifat materi, struktur, hingga materi pada skala atom dan molekul yang disertai dengan transformasi atau perubahan dan bagaimana mereka berinteraksi, dalam pembentukan bahan yang ditemukan sehari-hari.

Kimia juga mempelajari dan meneliti interaksi atom individu dan memahami sifat-sifatnya, dengan tujuan menerapkan pengetahuan ini pada tingkat makroskopis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kimia adalah ilmu tentang komposisi, sifat, dan reaksi suatu unsur suatu zat.

Manfaat Memahami Kimia

Seperti cabang ilmu lainnya, mempelajari kimia juga memiliki beberapa manfaat, antara lain:

Berdasarkan manfaat yang telah disebutkan di atas, ilmu kimia sangat penting dalam kehidupan manusia. Dengan demikian, kimia yang dikembangkan bersifat praktis sehingga dapat diterapkan secara langsung. Misalnya yaitu di bidang farmasi, pertanian, geologi, dan ilmu kesehatan.

Baca juga: 5 Cara Cepat Belajar Matematika Paling Efektif

Sifat dan Karakteristik Kimia

Sifat-sifat suatu zat yang berkaitan dengan pembentukan zat tertentu bergantung pada contoh sifat kimianya, seperti mudah terbakar, mudah meledak, cepat membusuk, beracun, berkarat, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa rangkuman sifat kimia suatu zat yang perlu Anda ketahui dan pahami.

1. Mudah meledak

Sifat kimia eksplosif lainnya. Ini karena interaksi antara oksigen dan zat-zat tertentu. Contoh bahan peledak adalah hidrogen, magnesium, dan natrium. Ledakan dapat berupa pelepasan energi berbahaya dan peningkatan volume.

Umumnya, debit suhu tinggi akan menghasilkan gas. Selain itu, sifat ledakannya juga ada yang buatan, ada juga yang alami. Contoh ledakan buatan seperti bom, dan ledakan alam seperti letusan gunung berapi.

2. Mudah terbakar

Sifat kimia pertama adalah mudah terbakar. Artinya mudah untuk menyalakan api, misalnya bensin yang merupakan cairan yang mudah terbakar. Maka, tak heran mengapa SPBU dilarang merokok dan segala aktivitas yang bisa memicu kebakaran.

Dalam memahami dan mempelajari sifat-sifat bahan kimia yang mudah terbakar diperlukan kehati-hatian dalam menggunakan bahan yang mudah terbakar untuk keperluan sehari-hari. Sehingga dapat diketahui, apakah bahan yang akan digunakan mudah terbakar, sulit terbakar, atau bahkan tidak dapat terbakar secara bersamaan.

3. Beracun

Sifat kimia berikutnya adalah beracun. Jenis zat yang memiliki sifat kimia beracun seperti insektisida, pestisida, rodentisida, herbisida, dan fungisida. Zat-zat tersebut biasanya digunakan dalam aktivitas dan kebutuhan manusia sehari-hari, seperti untuk membasmi hama serangga atau tikus.

Namun, perlu diingat bahwa penggunaan bahan kimia beracun tersebut dapat menyebabkan keracunan pada manusia, meskipun hanya dalam jumlah kecil.

4. Mudah Terurai

Sifat kimia dapat timbul karena adanya reaksi kimia. Misalnya pada makanan atau minuman, dapat terjadi reaksi kimia dan dapat menyebabkan pembusukan atau pembusukan. Karena dapat berubah menjadi asam, penyebab kondisi penguraian ini adalah mikroorganisme berupa jamur, bakteri, dan khamir.

Proses pembusukan pada makanan dapat terjadi karena adanya zat-zat pada makanan tersebut. Zat-zat tersebut biasa disebut ontologis yang pada umumnya menjadi penyebab terjadinya reaksi kimiawi antara oksigen dengan zat-zat yang terkandung dalam makanan.

Kerusakan yang terjadi dapat mempengaruhi gizi, rasa, dan tekstur makanan. Misalnya nasi yang dibiarkan berhari-hari akan bereaksi dengan udara sekitar, sehingga nasi menjadi basi.

Upaya untuk menghindari proses pembusukan dapat dilakukan dengan beberapa cara, mulai dari penggunaan teknologi sederhana dan teknologi tinggi. Misalnya dengan mengawetkan makanan.

Hal ini tentunya merupakan salah satu upaya untuk menahan laju pertumbuhan bakteri atau mikroorganisme pada makanan. Melalui teknik standar yang sudah dikenal secara umum, seperti pendinginan dan pengasapan.

5. Radioaktivitas

Sifat kimia lainnya adalah radioaktivitas. Pancaran radiasi yang timbul secara spontan, dan keluar dari inti atom karena sebab-sebab tertentu, misalnya karena melepaskan energi untuk dapat beralih dalam konfigurasi yang stabil atau karena tidak stabil sejak awal.

Emisi radiasi dari atom melalui inti yang tidak stabil adalah bagian dari sifat kimia. Dalam tabel periodik, suatu unsur yang tidak memiliki isotop stabil dianggap radioaktif. Unsur-unsur ini termasuk karbon, berilium, besi, kalsium, seng, dan hidrogen.

6. Berkarat

Lalu ada sifat kimia karat. Reaksi antara oksigen dan logam yang terjadi pada benda merupakan faktor penyebab korosi atau karat. Benda-benda tersebut dapat berkarat akibat reaksi kimia yang kemudian menghasilkan zat jenis baru, korosi atau karat merupakan hasil reaksi logam dengan oksidasi.

Benda dapat digolongkan menjadi dua, yaitu benda yang tidak dapat berkarat, dan benda yang mudah berkarat. Benda yang tidak dapat berkarat, seperti plastik dan kaca, sedangkan benda yang mudah berkarat, seperti logam, seng, atau besi, memiliki sifat kimia.

7. Kelarutan

Sifat kimia lainnya adalah kelarutan. Zat terlarut didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat tertentu yang larut dalam zat lain. Zat tersebut dapat dilarutkan dalam pelarut kesetimbangan tertentu untuk menghasilkan larutan jenuh.

Pada kondisi tertentu, terdapat zat terlarut tambahan yang dapat larut melebihi titik kelarutannya, sehingga menghasilkan larutan jenuh. Dalam studi umum, zat terlarut dapat berupa padatan seperti garam dan gula.

8. Keelektronegatifan

Keelektronegatifan adalah sifat atom yang berikatan, dan kecenderungan untuk menarik elektron. Ketika dua atom terikat dengan keelektronegatifan yang sama, yang terjadi adalah kedua atom akan berbagi elektron di seluruh ikatan kovalen.

Selain itu, elektron yang memiliki ikatan kimia akan lebih mudah tertarik ke elektron terpilih

Exit mobile version